Jumat, 21 November 2014

Someone on fiksi

heuh,., seharian duduk memelototi komputer hanya untuk menunggu inbox dari seseorang yang ku suka..
aku tidak mengira semua akan baik - baik saja, dan membuatku semakin dekat dengan dia.orang yang ku ragukan itu ternyata sangat menyenangkan dan respect luar biasa. aku bahkan tidak menyangka akan menunggu inbox darinya seperti ini, padahal dulu, hanya untuk meminta No handphonekupun harus menunggu lama.

"Cieee.... nungguin inbox pangeran berkuda putih" goda sahabatku yang kebetulan sedang bersamaku saat ini. "nggak aah,," jawabku singkat. tapi ku akui, pipiku memanas saat dia menggodaku seperti itu. aah, aku bukan tipe orang yang pandai menyembunyikan perasaan. seketika saja senyumku mengembang dengan ringan. dia tertawa dengan keras dan aku hanya bisa tersenyum sambil mencubitnya karena gemas.

"serius ni kamu suka sama dia? biar aku jodohin..." godanya semakin menjadi - jadi. beberapa minggu lalu tanpa sengaja dia mengundang pacarnya yang kebetulan adalah teman dari orang yang ku suka ini, dan sudah pasti aku menjadi bahan lelucon genk kami karena terlalu banyak bertanya tentang orang yang saat ini sudah mulai ku panggil "abang". 

"nggak... kan udah dibilangin, kha udah nggak mau pacaran.. udah stop, kalopun pacaran, biar setelah nikah aja dah.. kak untung yang terakhir.. " jawabku sambil memperhatikan layar monitor. "oeeee... Move On mbaak... Move OOnn..! masak siih gara-gara si untung tu km jd gini. udah keless dia aja palingan udah punya pacar baru..!" 

heuh, harusnya tidak kusebut nama itu lagi. umpatku dalam hati karena luka ini akhirnya menganga dengan lebar, dan perih yang masih terasa walau sudah 1 tahun 3 bulan kami berpisah. waktu yang belum cukup untuk melupakan seseorang yang berpengaruh dalam hidupku. 

"semangaat kha.. semangaat... yang ini orangnya baik, ustadz pula." katanya mengalihkan pembicaraan.
"ohm.. iyaa... baik, sholeh juga, aktiv orangnya.. hmmm" jawabku sambil tersenyum. 
"pacarku juga bilang kalo dia disekolahnya dulu pinter loh," katanya. yah ini yang membuatku tertarik, orang yang aktif, sholeh, cerdas, dan menyenangkan. 
"udaaah,, aku jodohin aja yaa?? yaaa?!!" tawarnya dengan nada sedikit memaksa. "nggak mauu... nggaaak" jawabku sembari melempar senyum. memang ku akui, aku tidak ingin pacaran lagi,, lebih baik saling mengisi, dan pada saatnya nanti dia datang, bertemu keluargaku dan menggandengku kerumahnya. bukankah halal itu lebih baik? 
"udah aah.. kayaknya dia gak Ol hari ni,," celotehku sambil menutup akun facebook.
dan saatnya untuk berlari menjauh dari masa lalu.. bukan.. bukan karena aku membencinya, tapi aku hanya ingin berbahagia dengan caraku untuk masa depanku.